Metode iterative adalah suatu prosedur matematika dimana
akan didapat nilai yang diinginkan dari persamaan-persamaan matematika dengan
terlebih dahulu memberikan nilai awal. Nilai awal adalah nilai sembarang yang
dimasukkan diawal. Dengan memasukkan nilai awal tersebut, maka komputer akan
melakukan perhitungan sampai error mendekati atau bahkan nol. Ketika error
masik sangat besar, maka computer akan terus melakukan perhitungan sampai pada
akhirnya error mendekati atau sama dengan nol. Kondisi ini yang disebut sebagai
kondisi konvergen.
Berikut adalah macam-macam metode iterative yang biasa
digunakan :
- Metode bisection
- Metode False Position
- Metode Newton-Raphson
- Metode Secant
Berikut akan dijelaskan masing-masing metode iterative
tersebut
Metode Bisection
‘Metode Bidang Bebas’ atau lebih spesifik lagi ‘Metode
Bidang Paruh’ (Bisection) adalah “pemaruhan”(nilai rata-rata) dari nilai
estimasi akar suatu persamaan aljabar non-linear tunggal yang dibentuk dengan
cara menebak 2 buah harga awal pada interval [a,b] yang
bertempat-kedudukan ‘mengapit’ (di kiri dan kanan) akar atau jawab yang
sebenarnya. Metode ini pada umumnya memerlukan 2 (dua) buah tebakan untuk
harga-harga x-awal (x0 dan x1).
Solusi
akar (atau akar-akar) dengan menggunakan Metode Bisection memiliki sifat-sifat
numeris sebagai berikut:
(a)
Selalu melakukan pembagian dua (pemaruhan) interval [a,b]
yang mengapit akar a,
sehingga setelah n kali iterasi akan didapatkan akar persamaan yang berdekatan
dengan harga yang sebenarnya (solusi analitis), dengan memperhitungkan ‘kriteria’
(akurasi) yang diinginkan.
(b)
Kecepatan atau laju konvergensi dari metode bisection
dapat diperkirakan menggunakan persamaan pendekatan:
Yang dapat dibuktikan bahwa
(c)
c. Panjang (b - a) menggambarkan ‘panjang
interval’ yang digunakan sebagai ‘harga awal’ untuk memulai proses iterasi
dalam ‘metode bisection’; yang berarti bahwa metode ini memiliki ‘konvergensi
linier’ dengan laju 1/2.
Representasi grafik dari metode bisection adalah sebagai
berikut :
Dari
representasi grafis di atas, dapat diambil kesimpulan dengan jelas, bahwa:
sehingga
setelah n kali iterasi akan diperoleh: atau
Pada
saat panjang interval [a,b] tidak melampaui suatu harga t (yang
di dalamnya terdapat akar a), sedemikian rupa sehingga jarak akar a tersebut dengan ekstremitas
interval tidak melebihi t, maka pada saat itu toleransi perhitungan
sudah dapat dilakukan.
Adapun
algoritma metode bisection adalah sebagai berikut :
Asumsi
awal yang harus diambil adalah: ‘menebak’ interval awal [a,b]
dimana f(x) adalah kontinu padanya, demikian pula harus terletak ‘mengapit’
(secara intuitif) nilai akar a, sedemikian rupa sehingga:
f (a) × f (b)
£ 0
Algoritma BISECTION
(f,a,b,akar,e,iter,itmax,flag)
- Tebak harga interval [a,b]; tentukan e; dan itmax
- Set f0 = f(a); iter = 0; flag = 0;
- Tentukan atau hitung akar = c := (a + b)/2; iter = iter + 1;
- Jika f(a)·f(c) £ 0 maka b = c jika tidak a = c dan f0 = f(a);
- Jika (b – a) £ e maka flag = 1 jika iter > itmax maka flag = 2;
- Jika flag = 0 ulangi ke nomor 3;
- Akar persamaan adalah: akar = (a + b)/2, sebagai akar terbaru;
- Selesai.
Kelebihan metode bisection : Sangat simple, konvergen terjamin
Kekurangan metode bisection : Proses konvergen lamban.
Kekurangan metode bisection : Proses konvergen lamban.
Metode False
Position
Solusi
akar (atau akar-akar) dengan menggunakan Metode Regula-Falsi merupakan
modifikasi dari Metode Bisection dengan cara memperhitungkan ‘kesebangunan’
yang dilihat pada kurva berikut:
Perhatikan
kesebangunan 2 segitiga Pcb dan PQR, sehingga persamaan berikut dapat
digunakan:
Atau
Sehingga
Persamaan
di atas disebut sebagai persamaan rekursif dari Metode Regula Falsi.
Kecepatan
atau laju konvergensi dari Metode Regula-Falsi sama dengan Metode Bisection,
yaitu ‘konvergensi linier’, namun dengan faktor pengali (konstanta) yang
lebih besar dari 1 2 (factor pengali berkisar antara 1/ 2 … 1).
Adapun
algoritma dari metode false position adalah :
Asumsi
awal yang harus diambil adalah sama seperti pada Metode Bisection, yaitu: ‘menebak’
interval awal [a,b] dimana f(x) adalah kontinu
padanya, demikian pula interval tersebut harus terletak ‘mengapit’ (secara
intuitif) nilai akar a,
sedemikian rupa sehingga:
f (a) × f (b)
£ 0
Meskipun
pada algoritma berikut masih mengandung beberapa kelemahan, namun secara umum
masih sangat menguntungkan untuk dipakai. Perbaikan dan modifikasi secara
numeris dilakukan oleh Brent (Atkinson, 1978), untuk algoritma tersebut.
Algoritma REGFAL(f,a,b,akar,e,iter,itmax,flag)
- Tebak harga interval [a,b]; tentukan e; dan itmax
- Set xold = 2*b-a; iter = 0; flag = 0;
- Tentukan atau hitung akar = c = b – f(b) [(b – a)/(f(b) – f(a)); iter = iter + 1;
- Jika f(b)·f(c) £ 0 maka a = c jika tidak b = c;
- Jika abs(c – xold) £ e maka flag = 1 atau jika iter > itmax maka flag = 2 atau jika tidak maka iter = iter + 1 dan akar = c;
- Jika flag = 0 ulangi ke nomor 3;
- Selesai.
Sehingga
formula rekursif dari Metode REGULA-FALSI: dapat dituliskan dalam
resume berikut:
Adapun
sifat atau karakteristik metode ini secara umum adalah:
- Memerlukan 2 harga awal (º a0 dan b0 sedemikian rupa sehingga f(a0)·f(b0) £ 0)
- Konvergensi Superlinier (º Sedang, antara linier dan kuadrat)
- Baik digunakan untuk fungsi yang turunannya tak terdefinisi dengan jelas (diskontinyu)
- Divergen (RTE, run time error) bila an = bn (º D @ emesin)
- Kriteria penghentian iterasi : - £e b n a n dan atau f ( x n ) £ e
Kelebihan metode False Position : Konvergen terjamin
Kekurangan metode False Position : Proses lambat untuk mencapai konvergen
Metode
Newton Raphson
Dalam analisis numerik, metode Newton
Raphson , yang mendapat nama dari Isaac Newton dan Joseph Raphson, merupakan
metode yang paling dikenal untuk mencari himpunan penyelesaian dari akar fungsi riil. Metode Newton
sering konvergen dengan cepat, terutama bila iterasi dimulai "cukup
dekat" dengan akar yang diinginkan. Namun bila iterasi dimulai jauh dari
akar yang dicari, metode ini dapat meleset tanpa peringatan. Implementasi
metode ini biasanya mendeteksi dan mengatasi kegagalan konvergensi.Diketahui fungsi ƒ(x) dan turunannya ƒ '(x), kita memulai dengan tebakan pertama, x0 . Kemudian nilai x1 adalah sebagai berikut :
Misalkan ƒ : [a, b] → R adalah fungsi terturunkan yang terdefinisi pada selang [a, b] dengan nilai merupakan bilangan riil R. Rumus untuk menghampiri akar dapat dengan mudah diturunkan. Misalkan kita memiliki hampiran mutakhir xn. Maka kita dapat menurunkan hampiran yang lebih baik, xn+1 dengan merujuk pada diagram di kanan. Kita tahu dari definisi turunan pada suatu titik bahwa itu adalah kemiringan garis singgung pada titik tersebut, yaitu:
Kelebihan metode Newton Raphson : Mampu menyelesaikan persamaan yang kompleks, Paling sering digunakan karena cepat mencapai konvergen (tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai konvergen).
Kekurangan metode Newton Raphson : Sulit menghitung fungsi derivative.
Metode Secant
Dalam analisis numerik, metode secant (sekan)
adalah algoritma pencari akar yang menggunakan secara
berturut-turut akar dari garis sekan untuk menghampiri akar dari fungsi matematika f.
Misalnya diketahui xn−1 dan xn, kita menarik garis melalui titik-titik (xn−1, f(xn−1)) dan (xn, f(xn)), sebagaimana ditunjukkan gambar di kanan. Perhatikan bahwa garis ini adalah sekan dari grafik fungsi f.
Garis tersebut dapat dirumuskan sebagai:
Kelebihan metode Secant : Fungsinya kontinyu
Kekurangan metode Secant : Perlu menganalisis turunan.
bang rantot, kalau aplikasi alogaritmanya ada tidak? nanti kita diskusikan untuk bikin programnya, kalau untuk newton raphson saya sudah buat.
BalasHapusUntuk metode iterative ini, metode yang saya sudah buat adalah metode bisection mas, bisa di cek di :
BalasHapushttp://arandityonarutomo.blogspot.com/2012/03/metode-iterative-bisection.html
wah boleh tuh mas, coba dong dikasih link-nya yang Newton Raphson supaya saya juga bisa belajar..
Salam hangat
banyak banget ya jenis-jenis metode iterative.. saya jadi bingung...
BalasHapusmakasih infonya mas..
HHmmm... sangat menarik..
BalasHapustapi menurut Mas Rantot, metode mana ya yang kiranya lebih mudah untuk dimengerti dan diimplementasikan??
terima kasih..
Bro Rantot kayaknya ada yang kurang tuh tentang kelebihan dan kekurangan tiap metodanya???
BalasHapusItu udah udah ditambahin kelebihan dan kekurangan bro..Tinggal dibaca yaaa...
Hapussalam hangat
dari sekian banyak ini yg mana ya tot yang asik digunain? dan memiliki konvergensi relatif cepat dan akurat. makasih_
BalasHapusSebenernya yang paling sering didengar soal metode iterative itu Newton Raphson..Orang-orang sepertinya selalu mengucapkan Newton Raphson bro..Hal itu karena Newton Raphson mampu menyelesaikan persamaan yang kompleks dan cepat mencapai konvergen (tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai konvergen).
Hapussetuju sama mas rantot!
BalasHapusmetode iteratif yang paling favorit memang metode Newton Raphson.
Karena metode ini paling cepat dalam mencapai konvergensi, tetapi masih kurang akurat sih sebenernyaa..
dari yang saya baca, memang newton raphson yang paling cepat mencapai konvergen, tapi tdk se akurat metode bisection, apakah benar,?mohon koreksinya
BalasHapusWaw, Panjang lengkap dan jelas. Thx bang randy.
BalasHapuswah, banyak informasi menarik dari blog ini. izin share ya bang..
BalasHapushmmm,brarti metode perhitungan intensitas turbulensi (misalnya) dilakukan oleh software CFD dengan cara ini yah.
BalasHapusterus bagaimana jika suatu permodelan yang tidak diketahui parameter lain,atau dengan kata lain tidak dapat dikerjakan?
apakah dimungkinkan melakukan anggapan dalam penyelesaian eksak?
btw, postingannya menambah ilmu, terimakasih bang Randy
regards,
Deberland
http://mhs.blog.ui.ac.id/christoforus.d/
menurut bung rantot, kira-kira metode mana yang paling memiliki ketelitian tinggi?
BalasHapussalam hangat